Alasan-alasan Paling Menyakitkan Buat Putus


Sepanjang karier gue berasmara, gue udah sering sekali patah hati. Dan sebagian besar dari patah hati itu, adalah patah hati di saat gue belum sempat memiliki. Tapi begitulah cinta. Kadang dia datang di saat tak terduga, lalu melukai hati di saat kita terlena. Itulah kenapa, sekarang gue milih untuk berwira-asmara. Iya, berusaha mencintai diri sendiri.

Di postingan ini, gue mau berbagi beberapa pengalaman gue patah hati karena diputusin pacar, maupun calon pacar. Gue bakal bahas 5 alasan putus paling menyakitkan dalam sejarah gue berasmara. Semoga, lo nggak ngalamin juga.

Kita Tuh Nggak Pernah Cocok
Dulu gue suka bawain makanan favorit pacar gue setiap kali gue balik liputan. Hal itu sengaja gue lakuin, biar pacar gue selalu nungguin kedatangan gue. Suatu sore yang cerah, gue dateng ke rumah pacar sambil bawa Bakso urat favorit dia. Namun tak seperti biasanya, bakso itu tidak dia terima secara antusias. Dia hanya diam, meletakkan bakso itu di meja, tanpa dibuka kemasannya.

Melihat gelagat aneh itu, gue langsung bingung.
"Kamu kenapa?"

"Gapapa." Jawab pacar gue singkat, padat, dan jutek.

"Kok baksonya gak dimakan?"

"Gak laper."

Mendengar jawaban pacar gue itu, gue gak langsung percaya gitu aja.

"Tumben.. Kenapa sih? Lagi sakit, ya?" Sambil bertanya, gue pake helm gue, lalu berjalan menuju ke motor sambil bilang, "aku beliin obat dulu ya."

Belum juga dua langkah gue berjalan, pacar gue manggil, "aku mau putus."

Kalimat barusan membuat gue serasa diserang stroke di siang bolong. Kaki lemas, badan terasa dingin, dan bibir miring sebelah.

"Ha? Putus? Salahku apa?"

"Bukan salahmu kok. Kamu gak ada salah apa-apa." Jawab pacar gue sambil menaikkan salah satu kakinya ke kursi, dan menggigit-gigit tusuk gigi.

"Kalo aku gak salah, kenapa kamu minta putus?" Gue lepas helm, gue kibas-kibasin rambut secara slow-motion, sambil menatap matanya dalam-dalam.

"Aku ngerasa, kita tuh nggak pernah cocok."

***
Yes.. Absolutely, itu adalah alasan yang bullshit sekaligus menyakitkan.

KALO NGGAK PERNAH COCOK, KENAPA BARU NGERASA NGGAK NYAMAN SETELAH SETAHUN PACARAN?
KALO NGGAK PERNAH COCOK, KENAPA PERNAH SALING MEMBAHAGIAKAN?
KALO NGGAK PERNAH COCOK, KENAPA LEONARDO DICAPRIO DAPET PIALA OSCAR?!
Oke.. Maaf, kelepasan.

Maksud gue, manusia di bumi ini karakternya unik-unik banget. Berkat kemampuan Tuhan yang maha kreatif, kita semua punya kombinasi karakter, kecerdasan, ego, yang beda-beda levelnya. Sehingga, nggak bakal ada 2 manusia yang persis kecocokannya. Akan selalu ada bagian dari karakternya yang berseberangan. Nah, di situlah gunanya cinta, menyeimbangkan semua. Mengikis ego, sehingga tidak keras kepala, menurunkan kecerdasan, sehingga setara dengan pasangannya, menambah kesabaran, sehingga pasangan jadi lebih nyaman.

Dengan hilangnya rasa cinta, segala toleransi itu akan hilang begitu saja. Lalu, baru deh merasa bahwa si dia bukanlah orang yang cocok. Tapi kadang manusia terlalu gengsi untuk menyatakan cinta, maupun menyatakan bahwa cintanya sudah hilang begitu saja. Sehingga mereka membuat-buat alasan yang terkesan tidak begitu egosentris, tidak melankolis, dan sok logis, tapi bego. Diputusin dengan alasan kayak gini, emang menyakitkan. Tapi begitu kita sadar ini cuma alasan yang dibuat-buat, niscaya kita akan cepat move on, coz we realise that they're not worth it.

Bosan
Diputusin dengan alasan "bosan", memang menyakitkan. Dulu, waktu gue diputusin dengan alasan ini, gue langsung kepikiran, "jangan2, gue yg membosankan?"

Berkat diputusin dengan alasan semacam itu, gue pun sempat mencoba untuk selalu berinovasi agar tidak membosankan. Sehingga, setiap kali gue PDKT, gue selalu bawa konsol game, mesin dingdong, dan meja billiard buat dimainin bareng gebetan.

Tapi memang, diputusin dengan alasan bosan, menyisakan luka psikologis yang cukup dalam di diri kita. Kita akan kehilangan kepercayaan diri, kita akan merasa rendah diri, dan bagi yang mentalnya nggak kuat, mungkin akan jadi kapok mencintai lagi.


Siapa yang bisa berjuang demi cinta, saat dia kehilangan kepercayaandirinya? Saat dia dihantui kalimat "kamu tuh membosankan!" dalam batinnya. Wahai orang-orang yang merasa bosan dengan pasangan, coba baca artikel ini. Kebosanan dengan pasangan, jangan lo turutin. Kalo lo turutin, maka sampe alam baka juga lo gak bakal nemuin pasangan yang awet.

Dijodohkan/Tak Direstui
Bayangin sedihnya, udah jalan bertahun-tahun bersama, melakukan hal-hal seru berdua, tumbuh bersama, dewasa berdua, lalu harus berpisah karena pilihan orang tua.

Iya, gue pernah mengalaminya. Memang sakitnya luar biasa, terpaksa berpisah saat kita masih saling mencintai. Terpaksa membunuh perasaan yang berdua kita pelihara selama ini. Rasanya tuh kayak dipaksa ngebunuh dedek bayi yang masih imut dan gak berdosa. Susah buat tega.

Itulah kenapa, alasan "tak direstui" masuk ke dalam daftar ini. Siapa yang tak kesakitan, bila harus dipisahkan dengan orang yang selalu jadi kebutuhan? Siapa yang tak tersiksa, di saat paru-parunya, tak boleh lagi menghirup udara? But this bitter truth is still around. You've gotta'be ready.

Ternyata Aku Gak Bisa Ngelupain Dia
Gue pernah ngedeketin cewek, berbulan-bulan lamanya untuk membuat dia kembali ceria, sejak dia putus cinta. Segala upaya udah gue lakuin, agarmantannya bisa dilupain. Sampai akhirnya, gue bisa membuat dia tertawa. Itu adalah hari yang cerah rasanya. Meski tak ada matahari, tapi tawanya memberi kehangatan tersendiri.

Hari demi hari kami lewati bersama. Gue jadi semakin sering mendengar tawanya. Dan tawanya itu semacam mengandung zat adiktif, sehingga gue kecanduan untuk terus membuatnya ketawa. Sampai akhirnya, tawa itu hilang kembali, saat mantan cewek itu menghubunginya lagi.

Tuh cewek minta gue buat mundur, dengan alasan hatinya masih tertinggal bersama mantannya. Dan segala upaya gue untuk membuat dia tertawa, sia-sia. Di titik itu gue nyadar, sering membuat dia ketawa belum tentu berarti bisa membuat si dia bahagia. Fakta ini memang menyakitkan, tapi hati juga tak bisa dipaksakan.

Tanpa Alasan
Poin terakhir ini adalah yang paling kampret dibanding alasan-alasan putus di atas. Pernah nggak, suatu hari pacar lo tiba-tiba ngilang? Susah dihubungi, dan gak bisa dicari? Padahal, sehari sebelumnya, kalian masih bahagia bersama. Padahal, kemarin dia masih bilang cinta. Padahal, sebelum tidur dia masih sempat menyapa.

Ditinggalkan tanpa alasan, biasanya membuat orang sangat susah untuk move on. Karena si korban, akan selalu disiksa oleh rasa penasaran.

"Aku salah apa ya?"
"Aku kurang apa ke dia ya?"
"Masa punyaku terlalu kecil sih? Enggak ah.."

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan selalu mengganggu pikiran. Sehingga, otomatis si kampret yang tiba-tiba kabur itu pun selalu ada dalam ingatan. Iya, disiksa oleh rasa penasaran, kadang lebih menyakitkan dibanding disiksa oleh penyesalan.

Nah, untuk lo-lo yang berniat untuk berpisah dengan pasangan, tolonglah jangan gunakan alasan-alasan semenyakitkan itu. Berpisah doang pun sudah sangat menyakitkan. Jangan ditambah dengan alasan-alasan yang bisa membunuh mantan pelan-pelan.

Tapi alasan putus yang menyakitkan namun jujur ini masih kalah ganas sama alasan putus yang dibuat-buat, seperti "Kamu tuh terlalu baik buat aku". Gue gemes sama orang-orang yang make alasan aneh-aneh buat putus. Gue yakin, mereka takut dianggap jahat saat harus mengakui bahwa perasaannya ke pasangan sudah tidak ada. Padahal kebohongan maupun diamnya mereka untuk memutuskan pasangannya, malah lebih bejat rasanya. Tapi mereka mana peduli! Iya, tanpa cinta, memang tinggal ego yang berbicara. 

Kalo lo, paling sakit pas diputusin dengan alasan apa?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Alasan-alasan Paling Menyakitkan Buat Putus"

Post a Comment