Sebelum membayangkan bagaimana kematian maka bayangkan terlebih dahulu bagaimana sakaratul maut yang akan terjadi. Kuku dan rambut saat dicabut saja meniggalkan rasa sakit, bagaimana jika nyawa kita yang dicabut, sungguh luar biasa sakit yang akan dirasakan.
Rasulullah pernah menjelaskan bahwa pada saat sakaratul maut, kita masih bisa melihat orang-orang yang berkunjung menjenguk kita dan melihat siapa saja yang menangis untuk kita. Namun, kita sudah tidak bisa bicara, tidak berdaya, dan tidak dapat bergerak. Bayangkan jika Anda sudah mengalami mati, maka Anda akan melihat orang-orang yang mulai memandikan Anda, seperti anak-anak. Padahal selama ini, kita mandi sendiri. Kita patut bersyukur jika anak-anak kita lah yang memandikan jenazah kita, sedangkan kita sendiri belum pernah mengajarkan mereka hal tersebut. Kemudian, kita akan dikafani, disholati dan digotong menuju pemakaman.
Saat kita sudah berada di liang lahat maka tidak ada satu orang pun bisa mendengarkan suara kita, hanya hewan dan malaikat yang bisa mendengar suara kita. Rasulullah juga memberitahu jika mayit itu adalah orang saleh maka ia berdoa agar dipercepat menuju rumahnya karena ia sudah melihat surga yang menunggunya.
Begitu juga sebaliknya, jika yang dibawa itu adalah mayit yang banyak berbuat korupsi, maksiat, perusak, pembunuh, penyihir, penipu, perampok, syirik, membuka aurot dan lain sebagainya, maka mayit itu mengatakan jika ia ingin berhenti karena ia sudah mendengar suara neraka dan melihatnya. Ia pun takut untuk masuk ke liang lahat karena ia akan masuk ke neraka atas perbuatan mungkar yang dilakukannya selama masih hidup.
Setelah memasuki liang lahat maka tidak ada yang akan menemani kita di lubang sedalam 2 meter itu. Meskipun para keluarga dan teman masih membantu mengeruk, mengadzani dan menutup kembali liang lahat tapi kemudian, mereka akan pergi meninggalkan kita sendirian. Lambat-laun, daging dan tulang belulang kita akan hancur di dalam tanah. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita, bahkan sekaya apapun kita saat masih hidup tidak akan membantu kita karena saat dimakamkan kita tidak membawa apapun kecuali amal ibadah selama masih hidup. Tidak ada harta, tidak ada keluarga, tidak ada teman dan tidak ada apapun kecuali diri kita sendiri dengan kegelapan di liang lahat.
Berdasarkan hal di atas, maka kita tahu bahwa kematian pasti datang pada kita tapi entah kapan hal itu terjadi. Kematian hanyalah rahasia Allah dan tidak ada satu orang pun yang tahu, bahkan malaikat maut maupun Rasulullah. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah memperbanyak bekal menuju akhirat. Banyak amalan dan ibadah yang bisa kita lakukan untuk menambah kebaikan dan pahala agar menambah berat timbangan baik kita.
Referensi : kumpulanmisteri.com
0 Response to "Sebuah Renungan Kematian Ini Menggetarkan Jiwa"
Post a Comment